Buy now

31 C
Semarang
Sabtu, April 20, 2024
spot_img

Ramalan Pahlawan PSSI Soeratin Sosrosoegondo

Kemerdekaan Indonesia saat ini tak lepas dari jasa para pahlawan terdahulu. Sehingga pahlawan dapat diartikan sebagai orang yang berjuang memperebutkan kemerdekaan negara Indonesia pada era penjajahan. Namun, sekarang pahlawan dimaknai dalam arti yang berbeda. Menurut kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan Semarang Tengah Ipon, pahlawan berarti orang yang memiliki prestasi. Orang yang mengharumkan nama bangsa, mengibarkan bendera dan mendengungkan lagu kebangsaan Indonesia di negara lain itulah pahlawan masa kini.

Contohnya dunia sepak bola yang sekarang digemari oleh masyarakat Indonesia. selain sebagai sarana hiburan sepakbola juga sebagai pemersatu bangsa. Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, ras, suku dan agama. Sepakbola juga sebagai jantungnya olahraga  dan ajang bergengsi antar bangsa untuk mengharumkan nama negara di mata dunia.

Dalam sejarah sepakbola Indonesia sosok pendiri Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Soeratin  Sosrosoegondo adalah salah satu pahlawan yang tak akan terlupakan. Soeratin, mempunyai tekad dan jiwa nasionalisme tinggi untuk mendirikan sebuah wadah bagi sepak bola Indonesia. Ia merupakan sosok yang misterius dan tak banyak orang yang mengetahui informasi tentangnya. Sebelum meninggal dunia ia meramalkan bahwa PSSI tidak akan pernah lepas dari persoalan dan masalah di badan kepengurusannya.

Bisa kita tengok pada pilkada 2018 kemarin,  Ketua Umum (Ketum) PSSI Edi Rahmayadi, mengambil resiko dengan maju sebagai calon Gubernur Sumatera Utara. Keputusan tersebut memicu pro kontra karena akan terjadi dua rangkap jabatan yang posisinya sama-sama penting. Edi resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur Sumatera Utara di Istana Negara pada Rabu, (5/09/18), setelah menang telak atas Djarot Syaifulloh sebagai lawannya.

Mengetahui hal tersebut, kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Indonesian Footbal Community (IFC) mengkritik keras rangkap jabatan yang dilakukan Edi. Mereka menganggap ketika seseorang mempunyai rangkap jabatan akan berbenturan dengan tugas dan komitmennya untuk memajukan organisasi yang ia naungi, khususnya PSSI. Sebagai Ketum PSSI ia masih jalan di tempat dan belum ada gebrakan maupun prestasi yang membanggakan untuk masyarakat Indonesia.

Persoalan datang silih berganti ketika sepak bola Indonesia tak dapat meraih prestasi pada ajang Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Luis Milla secara mengejutkan mengundurkan diri dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia. Dalam akun instagramnya Luis mengkritik keras manajemen yang melanggar perjanjian kontrak dengan menunggak gajinya sampai profesionalitas yang rendah dari pimpinannya.

Kehilangan sosok pelatih hebat dari Spanyol tentu membuat kegelisahan suporter Indonesia. Kedudukan Luis kini digantikan Bima Sakti yang dulunya sebagai asisten pelatih  menambah kegelisahan tersebut, karena masih ragu dengan kemampuan yang dimiliki Bima. Padahal pada November ini ada kejuaraan piala AFF 2018, pada laga pertama Indonesia melawan Singapura di Stadion Nasional Singapura Jumat (9/10). Indonesia harus menelan pil pahit tatkala menerima kekalahan dengan skor 0-1.

Bertepatan dengan hari pahlawan, kalau saja pada malam tadi Indonesia menang tentu akan menjadi sebuah kado terindah untuk dipersembahkan kepada pahlawan yang telah gugur di medan perjuangan. Meskipun Timnas Senior menelan kekalahan di laga pertama, momen Hari Pahlawan yang jatuh pada hari sabtu ini bisa digunakan untuk membangkitkan semangat meraih kemenangan pada laga-laga selanjutnya.

Prestasi terbaik Tim Nasional (Timnas) tahun 2018 ketika sosok remaja Usia 16 tahun menjuarai piala ASEAN Football Federation (AFF) U-16 di Sidoarjo pada Agustus lalu. Fachry Husaini bisa dikatakan pahlawan karena telah membawa Timnas U-16 meraih prestasi di tingkat Asia Tenggara dan tentunya mengharumkan nama bangsa di dunia sepak bola.

Keberhasilan Garuda Muda U-16 harus menjadi pemicu untuk tampil habis-habisan di lapangan dengan penuh pengorbanan. Meskipun perjalanan menuju tangga juara piala AFF  2018 masih panjang, Timnas Senior harus lebih keras berlatih dan tak pantang menyerah dalam pertandingan. Untuk meraih kemenangan serta merebut juara demi membawa garuda terbang tinggi di angkasa sebagai kado terindah untuk para pahlawan bangsa. Sehingga menjadi pahlawan yang mampu mengharumkan Indonesia di mata dunia. 

Penulis: Fitroh Nurikhsan
Editor: Hijriyati Nur Afni/Mela Fauziah

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0PengikutMengikuti
3,609PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

terkini