Buy now

28 C
Semarang
Jumat, April 19, 2024
spot_img

Percayalah, Tidak Ada yang Tidak Mungkin

Foto: Lpmmissi.com/ Doc.

Judul Buku         : Mantappu Jiwa; Buku Latihan Soal
Penulis          : Jerome Polin Sijabat
Tahun Terbit       : 2019 
Penerbit                 : PT. Gramedia Pustaka Utama 
Tebal Halaman : 224 hlm.; 20 cm 
Resentator           : Sabrina Mutiara Fitri 

Mempunyai mimpi besar adalah hak setiap manusia yang terlahir di dunia. Namun pastinya, untuk mendapat itu semua harus diimbangi dengan do’a dan usaha. Berkat kolaborasi dua hal tersebut, maka apa yang terjadi itulah yang terbaik. Tidak sedikit orang yang telah membuktikan, salah satunya Jerome Polin Sijabat. Seorang mahasiswa Waseda University asal Indonesia yang berhasil berjuang meraih mimpi.

Jerome lahir di tengah gentingnya keadaan Jakarta, 2 Mei 1998 lalu. Sesuai fakta sejarah, pada masa itu sering terjadi penjarahan di sepanjang kios jalanan Jakarta.  Hal tersebut menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang mengalami krisis moneter, tak terkecuali orangtua Jerome. Selang beberapa waktu, akhirnya keluarga Jerome memutuskan untuk pindah ke Surabaya.

Jerome tumbuh dan berkembang di keluarga yang sederhana. Ayahnya seorang pendeta, didampingi seorang istri yang cerdas nan cantik jelita.  Dengan ekonomi terbatas, pindah ke Surabaya membuatnya sulit sekali untuk menemukan sekolah yang sesuai dengan keadaan keluarganya saat itu. Akhirnya berkat doa, Jerome dan kakaknya, Jehian Panangian Sijabat diterima di sekolah Intan Permata Hati (IPH) School dengan beasiswa. 

Baca juga: Tidak Ada yang Istimewa, Kecuali Diri Sendiri

Mayoritas siswa IPH School datang dari golongan elit yang sering berlibur ke luar negeri. Lain halnya dengan Jerome yang hanya bisa berlibur di sekitar Jawa Timur. Maka, karena sering mendengar cerita teman-temannya usai liburan, keinginan untuk melakukan hal yang sama pun muncul. Suatu hari nanti, ia ingin liburan ke Disneyland bersama keluarganya.

Berangkat dari mimpi kecil itu, Jerome yang masih kelas 2 Sekolah Dasar (SD) mengatakan keinginannya itu kepada sang ibu. Bagaimana jika setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) nanti ia melanjutkan kuliah di luar negeri. Ibunya selalu mengelak, atau menjawab agar tidak kuliah di luar negeri. Katanya, jika ingin kuliah di luar negeri mintalah kepada Tuhan, jangan pada keluarga. 

Mimpi besar yang dipupuk Jerome sejak kecil membawa semangat yang luar biasa. Menginjak Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jerome sudah rajin mengumpulkan informasi beasiswa kuliah luar negeri. Pada saat itu Jerome hanyalah murid biasa, hari-harinya digunakan untuk berolahraga, bermain musik, bernyanyi, dan lain-lain. Dari banyaknya informasi, akhirnya Jerome memantapkan diri untuk mengejar beasiswa di Nanyang Technological University (NTU) Singapore atau National University of Singapore (NUS). 

Di kelas sepuluh, Jerome mulai masuk ke dunia olimpiade. Hal ini bermula dari teguran seorang guru yang kemudian seolah menantangnya. Ia pun mulai belajar semaksimal mungkin untuk mengejar materi olimpiade, pelajaran  kelas X hingga XII dan matematika dasar kuliah. Dengan itu Jerome siap berangkat mengikuti berbagai lomba olimpiade. Usaha awal Jerome nyatanya tak membuahkan hasil yang memuaskan. Berkali-kali ia gagal dalam perlombaan. Ia tak lantas menyerah, dari sana semangatnya semakin membara. Kapanpun dan dimanapun ia berada, buku akan selalu dibawa. Akhirnya Jerome berhasil memenangkan berbagai olimpiade di tingkat Nasional ataupun Internasional.

Baca juga: Gelar Sarjana, Bukan Segalanya

Seiring berjalannya waktu, tibalah pendaftaran masuk NUS dan NTU. Jarak waktu tes diantara keduanya hanya satu minggu. Dengan semangat, Jerome mempersiapkan mental sebaik mungkin. Meski ia tetap merasa down saat menghadapi banyak soal yang sulit dijawab.

Hingga saat NUS mengumumkan hasil ujian, ternyata ia tak lolos, tak ada email dari NUS yang diterimanya. Selang beberapa waktu, saat NTU mengumumkan kelolosan akhirnya kabar gembira mendatangi Jerome, ia dinyatakan lolos. Sayangnya, Jerome tidak bisa mendapat beasiswa penuh dari NTU. Mau tidak mau, ia harus berbalik arah untuk mencari universitas lain. 

Sejak pengumuman itu, Jerome berpasrah diri dan sempat berpikir untuk kuliah sarjana (S1) di dalam negeri saja. Namun tak lama setelah itu, kakanya Ian memberi informasi mengenai Mitsui Bussan Scholarship for Indonesian Student. Beasiswa ini didedikasikan kepada orang Indonesia untuk melanjutkan studi di Jepang dengan beasiswa penuh. Hal ini merupakan kesempatan emas bagi Jerome, siapa tahu Jepang adalah jalan yang ditunjukkan Tuhan.

Persiapan Jerome mengikuti seleksi beasiswa ini sangat keras. Menurut informasi yang didapat, beasiswa ini hanya menerima dua dari beberapa ratus pendaftar. Ujian administrasi, ujian soal berupa matematika, psikologi, kesehatan, wawancara singkat dan tes diskusi kelompok semua berjalan lancar sesuai keinginan.

Baca juga: RESENSI BUKU “DI LAUT INDONESIA INGIN JAYA”

Tibalah di sesi wawancara, ia banyak bercerita mengenai apa yang akan dilakukan setelah lulus dari Jepang. Ia dengan percaya diri memaparkan mimpinya untuk menjadi Menteri Pendidikan Indonesia, karena ingin memajukan Indonesia. Akhirnya Jerome diterima sebagai penerima beasiswa Mitsui Bussan tahun 2016. Belum lama tinggal di Jepang, Jerome berhasil memberangkatkan keluarganya pergi ke Disneyland. Akhirnya impian kecil Jerome terwujud.

Pada bab akhir Jerome menceritakan banyak hal baru mengenai Jepang, mulai dari bahasa, sosial dan budaya. Ia juga berbagi cerita perjuangannya bagaimana bisa diterima di Waseda University, tempatnya belajar saat ini. Sama dengan kebanyakan orang, Jerome juga mengalami culture shock (geger budaya) yang membuatnya tidak berhenti belajar. Disisi lain, Jerome mulai aktif di channel Youtube “Nihongo Mantappu” dengan 4,35 juta subscriber hingga saat ini. 

Mantappu Jiwa kiranya berhasil memberi gebrakan semangat para pembacanya. Bahwa sebesar apapun mimpi kita, selagi ada usaha dan doa pasti akan terwujud. Jerome telah membuktikan arti sebuah perjuangan dan kerja keras kehidupan. Sehingga pepatah “banyak jalan menuju roma” seolah bekerja pada buku ini. Didukung dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, buku ini cocok dibaca para pelajar sebagai motivasi. Keunikan ilustrasi, jenis huruf dan tata letak tidak membuat mata lelah pembaca.

Dibalik kelebihan buku ini seyogianya juga memiliki kelemahan. Jika dibandingkan dengan buku lain, isi cerita hampir sama dengan buku motivasi lainnya. Selipan soal matematika di halaman tertentu membuat pembaca kebingungan, karena soal terlihat rumit. Pada akhir halaman, Jerome juga memberikan soal matematika dan tidak diberi jawabannya. Hal tersebut juga akan membuat pembaca bertanya-tanya.

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0PengikutMengikuti
3,609PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

terkini