Illustrasi: lpmmissi/Lina
Sebagai manusia biasa, tentu tidak luput dari perbuatan dosa. Dalam kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak, pasti ada perilaku yang menyimpang dari tuntunan agama. Perbuatan itu menjadikan manusia semakin hina dan jauh dari rahmat Allah SWT.
Perbuatan dosa yang dilakukan manusia harus segera dihapus. Melakukan taubat nasuha atau bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT dengan mengucapkan istighfar dan berjanji tidak mengulangi perbuatan dosa menjadi cara ampuh untuk memohon ampunan pada-Nya.
Allah SWT pasti mengampuni dosa-dosa hambanya. Sebab, diri-Nya memiliki sifat Al-Ghaffar atau Maha Pengampun. Allah SWT berfirman dalam Surat Az-Zumar ayat 53
قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Artinya:
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Ayat di atas menggambarkan luasnya rahmat dan ampunan Allah SWT kepada manusia yang bertaubat dengan sungguh-sungguh. Taubat ini dilakukan agar dapat menghapus dosa-dosa dari catatan amal buruk manusia yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di hari akhir.
Bertaubat dengan mengucapkan istighfar merupakan tuntunan dari Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Tujuannnya agar senantiasa mengingat akan dosa dan mengharap ampunan dari Allah SWT. Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hamzah Anas bin Malik al-Anshari, Rasulullah bersabda:
“Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dan beristighfarlah (memohon) ampun kepada-Nya. Karena sesungguhnya aku bertaubat sebanyak seratus kali dalam satu hari.”
Rasulullah SAW yang memiliki sifat ma’shum atau bebas dari dosa dan dijamin masuk surga saja masih mengucapkan istighfar dalam kesehariannya. Lantas, bagaimana dengan kita? Tentu sebagai manusia biasa kita harus lebih mengintrospeksi diri kita masing-masing dan senantiasa beristighfar dan mengharap ampunan dari Allah SWT.
Hakikatnya, istighfar merupakan sebuah kalimat pengakuan seorang hamba yang penuh dosa, baik kecil maupun besar, disadari atau tidak dengan disertai keyakinan bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Makna dari ucapan astaghfirullah adalah thalabul maghfirah atau pengakuan dari dosa-dosa dan meyakini akan adanya ampunan Allah SWT.
Tidak Hanya Diucapkan Setelah Melakukan Dosa
Identik sebagai kalimat pengakuan dosa, masih banyak yang menyalahartikan bahwa ucapan istighfar hanya cukup diucapkan setelah melakukan dosa. Justru, sebagai manusia biasa yang banyak melakukan dosa, kita pasti tidak menyadari dosa apa yang telah kita perbuat.
Hanya Allah SWT yang mengetahui catatan amal perbuatan kita. Jadi memperbanyak istighfar tak hanya karena telah melakukan dosa, tetapi juga sebagai amalan untuk evaluasi diri.
Dimudahkan Segala Urusan
Firman Allah SWT dalam Surat Nuh ayat 10-12
(10) فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
(11) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
(12) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
Artinya:
“Maka Aku katakan kepada mereka, mohonlah ampun (Istighfar) kepada Rabb-mu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untuknya kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”
Keutamaan lain dari istighfar ialah sebagai salah satu bentuk permohonan manusia supaya dimudahkan dalam segala urusan. Oleh sebab itu, mengucap istighfar harus menjadi tabiat di keseharian kita dalam setiap kondisi baik lapang maupun sempit.
Dengan menjadikannya tabiat, seorang manusia akan senantiasa mengingat Allah dan memohon pertolongan kepada-Nya.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Hakim, dan Al-Baihaqi, yang artinya
“Kenalilah Allah saat kamu senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kamu sedang susah.”
Artinya, prinsip istighfar bisa dijadikan sarana untuk memohon kepada Allah agar diberikan jalan keluar dari segala kesulitan. Allah pasti akan menolong hamba-Nya jika hamba-Nya selalu ingat dengan diri-Nya saat senang maupun susah. Perlu diketahui bahwa pertolongan Allah itu nyata adanya dan Ia akan memberi jalan kemudahan bagi yang menjumpai kesulitan di hidupnya.
Demikian itulah besarnya makna kalimat istighfar. Sebuah kalimat yang ringan dibaca namun dapat memberikan dampak yang luar biasa. Jika diresapi lebih dalam, istighfar tidak hanya tentang pengakuan dosa, tetapi juga dapat mendatangkan kemudahan urusan untuk kehidupan di dunia. Maka, sudah selayaknya kita sebagai manusia biasa khususnya sebagai seorang muslim dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengampun mengampuni segala dosa-dosa kita, Amin.
Penulis : Muhammad Zaky Ramadhani