SEMARANG, LPMMISSI.COM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo Semarang bekerja sama dengan Ditjen Pendis Kemenag RI menyelenggarakan Diseminasi Paradigma Transformatif Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian Masyarakat ke-3 dengan tema “Reinventing Gerakan Sosial-Intelektual Ulama Perempuan Nusantara” di ruang sidang lantai 3 Kampus I, Rabu (6/12).
Kepala Sub Direktorat Penelitian dan Publikasi Ilmiah Kementerian Agama RI Anis Masykur menerangkan bahwa desiminasi diselenggarakan sebagai acuan memperkenalkan perihal persilangan gender.
“Minat dosen dan mahasiswa selaku akademisi pada penelitian seputar gender masih lemah,” tuturnya saat memberikan sambutan.
Baca juga: Emban Misi Kemanusiaan, SMC RS Telogorejo Gelar Diskusi Publik
Eksistensi ulama perempuan di Indonesia menjadi salah satu topik yang diperbincangkan dalam diskusi terbuka tersebut. Seperti halnya ulama dari kalangan pria, ulama perempuan juga memiliki kemampuan menyalurkan ilmunya kepada masyarakat.
“Sebenarnya sejak dulu sudah ada ulama-ulama perempuan, misalnya di majelis ta’lim, hanya saja seringkali kita tidak menyadarinya,” ujar Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Arikhah.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengenalkan dan menunjukkan eksistensi ulama perempuan antara lain, membangun teologi kesilangan (resiprokal) laki-laki dan perempuan, penyelarasan peran gender dari maskulin dan feminim menjadi relasi kemitraan gender.
Selain itu, perlu juga mengadakan konsolidasi gerakan ulama perempuan dari sisi penguatan metodologi, otokritik ulama perempuan, keseimbangan aktivisme dan intelektualisme pendidikan dan ekonomi, serta responsif terhadap perkembangan dan isu kontemporer.
“Saya berharap melalui ikhtiar seperti itu, ulama perempuan di Indonesia eksistensinya mampu muncul kembali,” pungkasnya.
Reporter : Sabrina
Editor : Khabib Zamzami/Korie Khoriah